Tertawa Bersamamu Bukan Menertawakanmu, Kenali dan Hentikan Perundungan

STAI Balikpapan- Masih hangat di media sosial, kasus penusukan Sajam oleh salah satu siswa sekolah favorit di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hal itu diketahui merupakan efek dari bullying yang dilakukan korban kepada pelaku penusukan yang sama-sama merupakan siswa kelas X.

Sebelum kita masuk jauh kedalam pembahasan, mari kenali dulu apa itu perundungan atau bullying. Menurut KBBI perundungan yaitu mengganggu; menjahili terus-terusan; menyakiti orang lain baik fisik maupun psikisnya berbentuk kekerasan verbal, sosial, dan fisik terus menerus dari waktu ke waktu.

Singkatnya perilaku perundungan atau bullying itu merupakan suatu aktifitas yang menggangu serta di lakukan berkelanjutan baik itu verbal maupun nonverbal.
Perlu teman-teman ketahui, perundungan ini bukan hanya di lakukan secara langsung saja tapi bisa juga dilakukan di dalam dunia Maya sebutannya cyberbullying.
Kita ambil contoh seperti ini, Semua teman suka bercanda dengan satu sama lain, tetapi kadang-kadang sulit untuk mengatakan apakah seseorang hanya sedang bersenang-senang atau mencoba menyakitimu, terutama saat di internet.

Kadang-kadang mereka akan menertawakannya dengan mengatakan “cuma bercanda kok,” atau “jangan dianggap serius dong.”
Tetapi kalau kamu merasa terluka atau berpikir sepertinya mereka ‘menertawakanmu’ bukan ‘tertawa bersamamu’, maka lelucon atau candaannya mungkin sudah terlalu jauh. Kalau itu terus berlanjut bahkan setelah kamu meminta orang itu untuk berhenti dan kamu masih saja merasa kesal tentang hal itu, maka ini bisa jadi adalah bullying.

Banyak dampak yang dialami korban pembullyan mati kita bedah satu persatu.

  1. Secara Mental — merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah
  2. Secara Emosional — merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai
  3. Secara Fisik — lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala

Bahkan secara ekstrim kasus bullying atau cyberbullying ini bisa menimbulkan kekerasan dan juga berakibat kehilangan nyawa baik itu pelaku maupun korban.

Maka dari itu, bijaksanalah dalam berteman, bercanda dan berperilaku. Think before text atau think before act. Berpikir dahulu sebelum kita melakukan atau berucap sesuatu.
Bisa saja, hal yang kita anggap remeh atau sekedar jokes bisa berakibat fatal bagi temen kita. Sebagai kaum akademisi sudah seharusnya perilaku atau ucapan yang tercermin dari diri kita melambangkan sosok intelektual dan tidak asal bicara atau bertindak saja.

Perilaku bullying ini harus dihentikan sekarang juga. Jadilah sosok yang peka terhadap perilaku perundungan agar tidak ada korban lagi di sekitar kita. Kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi./Daus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *